Pandemi influenza H1N1 telah beredar pada babi selama sedikitnya sepuluh tahun tanpa terdeteksi sebelum akhirnya menjangkiti manusia. Selasa lalu, pakar virus dari University of Arizona mengatakan perlu adanya pemantauan yang lebih baik terhadap babi dan manusia untuk menghadang pandemi.
Tes molekuler memperlihatkan virus flu babi telah melakukam lompatan mutasional ketika menular dari babi ke manusia. Tampaknya lompatan itu terjadi belum lama ini, kata Michael Worobey dari University of Arizona dalam sebuah pertemuan para pakar flu yang disponsori oleh U.S. Institute of Medicine.
“Virus itu tampaknya telah bersikulasi pada babi tanpa terdeteksi selama sekitar 10 tahun,” kata Worobey, yang mengambil spesialisi pelacak virus menggunakan apa yang disebut jam molekuler. “Begitu melompat ke manusia, virus itu kemungkinan beredar tanpa terlacak. Masih banyak ruang yang harus diperbaiki dalam pemantauan terhadap flu H1N1 pada babi.
H1N1 pertama kali terdeteksi pada April 2009 dan dinyatakan sebagai pandemi pada Juni. Panyakit itu menyebar dengan cepat ke seluruh dunia tapi hingga sejauh ini belum menimbulkan penyakit parah dan bisa diatasi dengan Tamiflu.
Institut tersebut, sebuah organisasi independen yang memberikan pertimbangan kepada pemerintah dan badan lain yang menangani masalah kesehatan di Amerika, mengadakan pertemuan itu untuk memeriksa perkembangan pandemi dan mencari cara untuk mempersiapkan diri lebih baik dalam menghadapi pandemi berikutnya. “Virus influenza bermutasi secara reguler dan mudah dilacak menggunakan tingkat laju perubahan mereka,” kata Worobey.
Kini dia bekerjasama dengan para peneliti lain dari seluruh dunia untuk membongkar semua sampel virus influenza dari dalam lemari pembeku. Worobey berharap dapat melacak evolusi pandemi dengan membandingkan untaian gen H1N1 2009 dan sampel yang lebih tua.
0 Comments:
Posting Komentar